Lohoa, 12-13 Juli 2025 — Selama dua hari, pada 12 dan 13 Juli 2025, kelompok perempuan di Dusun Lohoa, Desa Tanomeha mengikuti pelatihan pengembangan bisnis kelompok yang difasilitasi oleh Hasanudin selaku narasumber. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas, pemahaman bisnis, serta memperluas akses pasar bagi anggota kelompok Posa’asa.
Pada hari pertama, pelatihan dibuka oleh Koordinator Perikanan Skala Kecil di Tanomeha, Masrika dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Hasanudin. Dalam sambutannya, Hasanudin menekankan pentingnya peran perempuan dalam mendukung ekonomi keluarga. Pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan dasar-dasar bisnis, pemasaran, dan strategi keberlanjutan usaha.
Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan produk usaha yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu ikan asin, pentol ikan, dan nugget ikan. Setiap kelompok melakukan analisis kekuatan dan tantangan produknya, serta strategi pemasaran.
Kelompok ikan asin mencatat keunggulan berupa mutu bagus dan daya tahan lama, namun produksi terganggu saat musim hujan. Kelompok pentol ikan menyoroti cita rasa dan efisiensi biaya, meski menghadapi kendala ketahanan produk. Sementara itu, kelompok nugget ikan menghadapi tantangan dalam distribusi dan keterbatasan alat produksi.

Diskusi berlanjut ke studi kelayakan usaha yang mencakup lima aspek yaitu pasar, teknis, keuangan, manajemen, dan lingkungan. Ketiga kelompok dinyatakan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan strategi dan dukungan yang tepat.
Pada hari kedua, peserta mendalami penyusunan rencana bisnis sederhana, termasuk identifikasi target pelanggan, preferensi pasar, dan strategi distribusi. Kelompok ikan asin menargetkan pasar Langge dan segmen oleh-oleh, sementara pentol ikan dan nugget ikan menyasar semua kalangan dengan metode distribusi keliling dan penitipan di warung.
Materi dilanjutkan dengan manajemen keuangan dasar, mulai dari pencatatan pemasukan dan pengeluaran, hingga perhitungan keuntungan usaha. Peserta juga mendapatkan pelatihan tentang strategi promosi, pentingnya branding, serta penggunaan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar.
Pada sesi akhir, Hasanudin memaparkan sumber permodalan yang dapat diakses, baik dari modal sendiri, pinjaman, maupun program hibah. Peserta juga didorong untuk menjalin kemitraan dengan koperasi atau kelompok usaha lainnya.
Sebagai tindak lanjut, peserta mengusulkan pendampingan lanjutan dalam pembuatan logo, kemasan produk, pelatihan promosi, serta pengurusan izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Kegiatan kemudian ditutup dengan harapan agar seluruh peserta dapat mengimplementasikan hasil pelatihan dalam usaha mereka masing-masing.