Nelayan Lohoa Sambut Pembukaan Lokasi Tangkapan Gurita di Luangke’e

Nelayan Lohoa Sambut Pembukaan Lokasi Tangkapan Gurita di Luangke’e

Tanomeha, 8 September 2025 — Sejak pagi buta, para nelayan, tokoh, masyarakat dan tetua adat berkumpul di mushola Dusun Lohoa, Desa Tanomeha, Kaledupa. Hari itu menjadi momen yang dinanti setelah berbulan-bulan mereka menjaga dan menutup lokasi tangkapan gurita di perairan Luangke’e.

Prosesi dibuka dengan doa bersama yang dipimpin para tetua adat. Suasana hening, hanya suara doa yang terdengar, mengumpulkan harapan agar laut memberi berkah. Doa itu menjadi pengingat bahwa laut bukan hanya sumber rezeki, melainkan titipan yang wajib dijaga.

Usai doa, para tokoh adat, masyarakat, dan nelayan menyantap kue dalam Harua, tanda simbolis dibukanya kembali lokasi tangkapan. Sorak sorai pecah. Nelayan muda maupun tua menuju perairan yang lama ditutup.

Seorang wanita parubaya melakukan pemberkatan sebelum membuka tudung sesajen

Setibanya di lokasi, nelayan mulai menyelam. Dengan cara tradisional yang diwariskan leluhur, mereka mencari gurita yang selama ini dibiarkan tumbuh. Tak lama, satu per satu gurita berhasil ditangkap. Senyum lebar menghiasi wajah nelayan yang kembali membawa hasil.

Pada hari pertama, hasil tangkapan mencapai 35,1 kilogram gurita, dengan rincian: grade A: 24 kg, grade B: 9,1 kg, grade C: 2 kg. Total penjualan hari itu menghasilkan Rp 2.178.000. Pembukaan lokasi ini membuktikan keberhasilan kelompok LMMA (Locally Managed Marine Area) dan masyarakat dalam menjaga kawasan. Tidak ada nelayan dari luar yang masuk melakukan penangkapan selama masa penutupan.

Hasil tangkapan gurita setelah ditutup beberapa bulan

Dari pengalaman ini, nelayan menyadari bahwa pengelolaan laut berbasis adat efektif menjaga ekosistem dan ekosistem sumber daya. Luangke’e menjadi bukti bahwa menjaga laut selaras dengan melestarikan kehidupan. Meski demikian, masih ada tantangan yang dihadapi. Sebagian besar hasil tangkapan nelayan dijual ke pengepul luar Lohoa, sehingga tidak semua tercatat dalam data kolektor. Selain itu, kondisi laut yang cukup tinggi dan angin kencang juga menyulitkan nelayan saat melaut.


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari

Scroll to Top