LMMA Kadie Langge menutup lokasi tangkapan gurita di wilayah adat Kadie Lannge, Desa Tanomeha Kecamatan Kaledupa Selatan pada tanggal 21 maret 2024. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua setelah dilakukan pada tahun 2023. Penutupan lokasi tangkapan gurita ini merupakan usaha masyarakat hukum adat Barata Kahedupa dalam menjaga keberlangusungan sumber daya alam dengan melakukan pengelolaan perikan sekala kecil yang melibatkan LSM, pemerintah desa dan masyarakat adat.
Penutupan lokasi tangkapan gurita oleh LMMA Kadie Langge menggunakan konsep adat dengan sbutan Sasa’a Nu Ou laro, berlangsung selama 3 bulan sejak tanggal 21 Maret sampai 21 Mei 2024. Langkah ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumberdaya perikanan mayarakat adat Barata Kahedupa terutama nelayan di wilayah adat Kadie Langge.
Doa bersama dan pelarungan sajen di lokasi Ou Laro (wilayah penutupan sementara) menjadi petanda dimulainya waktu penutupan yang akan ditindak lanjuti oleh kelompok LMMA Kadie Langge untuk memasang tanda batas wilayah berupa bendera dengan gambar gurita ditengah lingkaran dan tanda silang yang berarti pelarangan penankapan gurita dilakosi tersebut telah dimulai kembali.
Meurut Masrika (Staff Forkani sekaliguas Koordinator Program Perikanan Sekala Kecil) di Dusun Lohoa Desa Tanomeha, penutupan lokasi tangkapan gurita di Ou Laro merupakan salahsatu langkah mendukung komunitas masyarakat adat Barata Kahedupa dalam menjaga dan mengelolah sumber daya alam pesisir laut, dengan harapan masyarakat tidak hanya menjadi penanfaat sumber daya alam tapi juga berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan sumberdaya alam.
Sasa’a Nu Ou laro merupakan sistem pengelolaan perikanan berbasis adat dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional dan nilai-nilai kearifan lokal yang dipadukan dengan pengetahuan modern. Keterlibatan nelayan dalam pengeloloan lokasi tangkapan tidak lagi sebatas pemanfaat tapi juga berkontribusi aktif dalam pengawasan dan perlindungan.
La Daerah (Kasi Pemerintahan Desa Tanomeha, anggota kelompok LMMA) menyampaikan bahwa Sasa’a Nu Ou Laro merupakan satu strategi yang baik dalam pengelolaan perikanan, karena tidak hanya melestarikan nilai-nilali budaya yang sudah mulai dilupakan tapi juga mendorong masyarakat agar peduli dengan laut sebagai sumber penghidupan. Lewat program ini juga, sebagai bagain dari pemerintahan desa ” Ia berharap pada masyarakat agar serius dalam menjaga lokasi tangkapan karena kita sudah buktikan pada tahun 2023, penutupan selama 3 bulan berhasil secara ekonomi dilihat dari hasil tangkapan dan menekan angka pelaku pengeboman ikan karena masyarkat aktif mengawasi. Ini juga menjadi alasan masyarakat untuk melakukan perluasan lokasi penutupa pada tahun ini”.