Bangun Organisasi yang Tangguh Melalui Pelatihan Kepemimpinan

Bangun Organisasi yang Tangguh Melalui Pelatihan Kepemimpinan

30 September 2024 – Pelatihan Pengembangan Kepemimpinan dan Organisasi dilaksanakan di Kantor Desa Sombano dengan dihadiri oleh sejumlah anggota komunitas LMMA Popajumpa, Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa, Wakatobi. Acara dimulai pada pukul 09.00 WITA, dibuka oleh Roman (Forkani) selaku pemimpin acara yang memandu kegiatan melalui pembacaan doa dan penetapan kontrak belajar bersama.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran dan tugas dalam pengelolaan organisasi, terutama dalam konteks pengelolaan perikanan berbasis komunitas. Kegiatan berlangsung pada tanggal 29-30 September 2024.Dari kegiatan ini juga peserta diharapkan mampu mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperkuat dalam organisasi dan merancang rencana aksi, termasuk dalam aspek konservasi dan pelibatan perempuan dalam proses perencanaan strategis.

La Beloro (Forkani) sebagai fasilitator, memperkenalkan peserta pada konsep kepemimpinan dan pengelolaan organisasi. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa kepemimpinan merupakan tanggung jawab kolektif, bukan hanya tugas seorang pemimpin.

“Kepemimpinan sejati dimulai dari diri sendiri sebelum diimplementasikan dalam lingkup organisasi,” lanjutnya.

Suasana Diskusi Kelompok 3 pada Pelatihan Kepemimpinan dan Organisasi

Fasilitator lain, Hasanuddin (Forkani) melanjutkan pemaparan materi tentang perlunya visi dan Misi sebagai mimpi bersama dalam organisasi. Selanjutnya, mengenai Nilai Inti Organisasi. Pada sesi ini peserta dibagi dalam dua kelompok untuk merumuskan nilai inti organisasi. Kelompok yang diwakili oleh La Sali berhasil merumuskan tiga nilai utama bagi kelompok LMMA Popajumpa, yakni kebersamaan, tanggung jawab, dan komitmen. Sementara itu, kelompok yang dipimpin oleh Hery mengusung nilai Posaasa (bersatu dalam tugas), Tade di Hada (tanggung jawab tanpa pamrih), dan Pajaga (menjaga pengelolaan wilayah laut). Diskusi ini menekankan pentingnya nilai inti sebagai landasan dalam pengambilan keputusan dan interaksi antaranggota.

Sesi terakhir pada hari pertama ini difokuskan pada penyusunan Perencanaan Strategis. Peserta belajar untuk menentukan prioritas, menganalisis situasi dengan menggunakan alat “Pohon Masalah”. Sementara itu, pada hari ke dua, pelatihan dilanjutkan dengan merumuskan tujuan organisasi dengan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), tata kelola organisasi dan sumber daya manusa.

“Banyak ilmu baru yang telah didapatkan, mulai dari menggali isu perikanan dan konservasi, tentang keorganisasian, serta menggali akar masalah dan apa yang bisa dilakukan bersama,” kata Safrudi sebagai peserta pelatihan saat menyampaikan refleksi. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dan syukur sebagai penutup dari pelatihan ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari

Scroll to Top