Monitoring Lamun di Desa Sombano: Kondisi Moderat dengan Potensi Pemulihan

Monitoring Lamun di Desa Sombano: Kondisi Moderat dengan Potensi Pemulihan

23 November 2024 – Setelah memonitoring lamun di beberapa titik pesisir pantai Desa Sombano, Kelompok LMMA Popajumpa kemudian melakukan pengimputan dan analisis hasil data lamun di Sekretariat Forkani. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya “Pentingnya  Monitoring Tiga Ekosistem dan Pengelolaan Laut Berkelanjutan” yang diadakan pada Selasa, 20/11/2024. 

Dipimpin oleh Novi selaku pemateri, kegiatan dimulai dengan pengenalan format data yang akan diinput dan pentingnya sumber daya lamun bagi keberlanjutan ekosistem pesisir. Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok untuk memindahkan data hasil monitoring dari kertas kerja ke format digital di laptop.

Data yang diinput mencakup: Titik koordinat, jenis lamun, tinggi kanopi, sedimen, tutupan lamun, parameter lingkungan seperti pH, salinitas, suhu, dan jenis substrat. Kemudian, data fauna, termasuk jenis ikan dan invertebrata yang ditemukan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi ekosistem lamun di enam stasiun pengamatan berstatus moderat, dengan detail sebagai berikut:

  • Stasiun 1: Terdapat 3 jenis lamun dengan indeks kesehatan moderat.
  • Stasiun 2: Terdapat 2 jenis lamun dengan indeks kesehatan full (baik).
  • Stasiun 3: Terdapat 4 jenis lamun, didominasi oleh Enhalus dengan indeks kesehatan moderat.
  • Stasiun 4 dan 5: Indeks kesehatan moderat dengan 3 jenis lamun.
  • Stasiun 6: Kondisi kesehatan di bawah moderat.

Secara keseluruhan, tutupan lamun mencapai rata-rata 6,34%, dengan enam spesies utama yang ditemukan dalam transek pengamatan. Jenis lamun Enhalus mendominasi di hampir semua stasiun, menunjukkan toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan lokal. Lokasi dengan tutupan tertinggi ditemukan di area Toto Nu Kampo.

Peserta sedang mengidentifikasi jenis ikan, yang merupakan salah satu data penting dalam pengimputan hasil monitoring lamun.

Monitoring juga mencatat kehadiran lebih dari 30 spesies ikan dan invertebrata yang terkait dengan habitat lamun. Keanekaragaman fauna ini mengindikasikan pentingnya lamun sebagai habitat bagi berbagai spesies ekonomi dan ekologis penting.

Selama proses input data, beberapa kendala yang dihadapi termasuk kurang jelasnya penulisan pada format monitoring serta keterbatasan peserta dalam mengoperasikan komputer. Hal ini memperlambat proses pengolahan data.

Baca Juga: https://forkani.org/urgensi-monitoring-lamun-untuk-masa-depan-laut-berkelanjutan/

Novi menyampaikan bahwa meski hasil menunjukkan status moderat, potensi pemulihan ekosistem lamun di Desa Sombano cukup besar jika didukung oleh pengelolaan berkelanjutan. Langkah selanjutnya meliputi:

  1. Perbaikan metode monitoring untuk memperoleh data yang lebih representatif.
  2. Pelatihan lanjutan bagi anggota LMMA terkait teknologi pengolahan data.
  3. Penyusunan rencana aksi pemulihan ekosistem lamun.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari

Scroll to Top