Lohoa, 4 Juni 2025 – Masyarakat Dusun Lohoa, Desa Tanomeha, berkumpul dalam kegiatan Data Feedback Session (DFS) atau Umpan Balik Data yang berlangsung di salah satu ruangan sekolah dasar Lohoa. Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi warga pesisir untuk melihat kembali kondisi laut mereka melalui data tangkapan gurita yang dikumpulkan selama beberapa bulan terakhir.
Melalui DFS, warga diperlihatkan data tangkapan gurita yang mereka hasilkan, termasuk jumlah, ukuran, waktu tangkap, serta nilai jual. Berdasarkan data tersebut, terlihat adanya fluktuasi hasil tangkapan yang menunjukkan pentingnya pengelolaan yang lebih berkelanjutan.
“Data ini bukan hanya angka, tapi cermin dari kondisi laut kita. Kalau jumlah tangkapan menurun, kita harus bertanya: ada apa di laut kita?” ungkap Arman, Koordinator Data Perikanan Forkani.
Diskusi berkembang hangat saat warga membahas penyebab penurunan hasil tangkapan, termasuk soal alat tangkap, musim, hingga tekanan dari nelayan luar desa. Beberapa warga juga menyoroti pentingnya menjaga wilayah tangkap dari praktik penangkapan yang merusak.
“Kalau kita mau laut tetap berikan hasil, kita juga harus jaga bersama. Jangan biarkan bom atau alat tangkap yang merusak masuk ke wilayah kita,” ujar seorang nelayan.
Dalam forum ini, juga hadir perwakilan masyarakat dari Desa Darawa yang sedang melakukan sosialisasi aturan penangkapan gurita yang telah mereka sepakati sebelumnya. Mereka menyampaikan tentang sistem penutupan wilayah tangkap (temporary closure), pencatatan hasil tangkapan, dan larangan bagi nelayan luar yang tidak terdaftar.
“Ini bukan soal melarang orang luar, tapi membangun kesepakatan agar laut tetap ada untuk semua. Kami juga butuh dukungan dari desa tetangga seperti Lohoa,” ujar salah satu perwakilan dari Darawa.