10 Oktober 2024- Masyarakat Desa Darawa kembali membuka wilayah Temporary Closure (penutupan sementara). Acara ini dihadiri oleh masyarakat setempat, kelompok LMMA Kiwolu, tokoh adat dan pemangku kepentingan lainnya yang turut mendukung upaya pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Temporary Closure di Desa Darawa sudah belangsung sejak tahun 2019 dengan tujuan untuk memberikan waktu bagi ekosistem laut, berbagai spesies ikan dan utamanya gurita, untuk memulihkan diri dari aktivitas penangkapan ikan yang berlebihan. Meskipun telah menunjukkan hasil yang positif, salah satu tantangan utama selama periode penutupan adalah kurang maksimalnya penjagaan wilayah, terutama di malam hari, sehingga masih ada potensi pelanggaran yang terjadi.
Baasi, salah satu anggota kelompok LMMA Kiwolu, mengungkapkan bahwa pengawasan selama penutupan masih belum optimal karena adanya rasa kasihan terhadap para pelanggar yang memasuki kawasan temporary closure. “Selama ini, pengawasan kurang maksimal karena kita masih merasa kasihan kepada mereka yang melanggar aturan dan memasuki wilayah yang dilindungi. Namun, kami sadar bahwa ini justru berdampak negatif pada tujuan utama penutupan sementara,” jelas Baasi.
Untuk itu, Baasi menekankan pentingnya ketegasan dalam penegakan aturan ke depan. “Kami perlu penegasan aturan yang lebih kuat dan pemberian sanksi yang jelas bagi pelanggar, agar tujuan pelestarian ekosistem laut bisa benar-benar tercapai dan dipatuhi oleh semua pihak,” tambahnya.
Koordinator Perikanan Skala Kecil, Mursiati, juga menegaskan bahwa ke depan pengawasan akan diperketat, dan aturan yang lebih jelas serta sanksi yang tegas akan diberlakukan. Kolaborasi masyarakat, LMMA Kiwolu, dan pihak terkait diharapkan bisa terus memperkuat keberhasilan pengelolaan sumber daya laut di Desa Darawa.