Darawa, 7 Februari 2025– Sebanyak 35 orang yang terdiri dari 33 perempuan dan 2 laki-laki menghadiri penyuluhan mengenai nilai gizi ikan yang dilaksanakan di Kantor Desa Darawa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi ikan dalam pemenuhan gizi keluarga serta pencegahan stunting.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Koordinator Program Health and Environment (Kesehatan Lingkungan), Nurmayanti yang menyampaikan bahwa dari hasil pendataan rumah tangga nelayan Desa Darawa menunjukkan mayoritas masyarakat mengonsumsi ikan hasil tangkapannya sendiri, dan diolah dengan bumbu sederhana. Sementara itu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi adalah yang hidup di ekosistem lamun.
“Laut Desa Darawa kaya akan lamun yang merupakan tempat hidup ikan yang dikonsumsi tiap harinya. Seharusnya masyarakat tidak kekurangan nutrisi akan ikan terutama bagi anak-anak. Olehnya itu, mari manfaatkan dan jaga lamun dengan sebaik mungkin,” lanjut Nurmayanti.
Pernyataan tersebut kemudian dibenarkan oleh Perwakilan dari Puskesmas Sandi, Amuraji. Ia menjelaskan, kasus stunting masih menjadi masalah di banyak daerah pesisir di Indonesia, padahal daerah pesisir memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya laut yang kaya gizi.
“Seharusnya di daerah pesisir seperti Darawa, kasus stunting tidak terjadi karena pangan lokal yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Namun, kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji dibandingkan makanan segar seperti ikan menjadi salah satu penyebabnya,” jelas Amuraji.
Ia juga menguraikan berbagai kandungan gizi dalam ikan, seperti omega-3 yang berperan penting bagi perkembangan otak anak, vitamin A dan B2 yang menjaga kesehatan mata serta mengurangi risiko kanker, protein berkualitas tinggi untuk pertumbuhan, serta kalsium dan kolagen yang mendukung perkembangan tulang dan gigi. Selain itu, polisakarida dalam ikan dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan jantung.
Dalam sesi diskusi, Amuraji menekankan pentingnya mengolah ikan dengan cara yang bersih dan bervariasi agar lebih menarik bagi anak-anak. Ia juga menyarankan alternatif makanan bergizi dari sumber laut lain seperti kerang-kerangan dan bulu babi, yang bisa diolah menjadi bubur saring untuk bayi dan balita.
“Pemenuhan gizi anak harus dijaga sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun agar mereka tumbuh sehat dan terhindar dari stunting. Kesadaran seperti ini perlu kita tingkatkan bersama,” pungkasnya.