Bersama nelayan di Desa Sombano, Forkani melakukan Focus Group Discussion (FGD) tentang Profiling Perikanan Gurita dan Finfish. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 22 Agustus 2024 di Kantor Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa, Wakatobi.
Pada kesempatannya, Hasanuddin (Forkani) menjelaskan bahwa pendataan profiling perikanan gurita dan finfish dapat digunakan untuk mendapatkan data nyata terhadap kondisi perikanan dan ekosistem. Sehingga aturan atau regulasi yang akan dilakukan berkaitan dengan keberlanjutan sumberdaya alam yang kita miliki bisa sesuai dengan kondisi yang terjadi sekarang.
Sebagai informasi awal, data yang dibutuhkan berupa alat tangkap yang digunakan, daerah penangkapan, musim tangkap yang dilakukan nelayan, ikan-ikan target dan perubahan musim yang bisa mempengaruhi penggunaan alat tangkap. Sementara itu, melalui program bersama yang akan berlangsung selama 18 bulan ini akan mengedepankan pengelolaan perikanan dengan kearifan lokal, perlindungan hak-hak masyarakat adat, mengembangkan kembali kelompok simpan pinjam, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, dan ikan sebagai kebutuhan nutrisi keluarga.
Dari FGD yang dilakukan ini juga, tercatat yang menjadi nelayan aktif di Desa Sombano sebanyak 68 orang dengan alat tangkap berupa pancing, sero, jaring dan puria. Sementara untuk ikan target berupa ikan, abalon dan gurita.
Selain itu, masyarakat juga menceritakan keresahannya terhadap para nelayan dari luar desa yang menangkap dengan alat yang tidak ramah lingkungan. Menurut salah satu masyarakat tindakan tersebut merusak rumput laut.
“Saat ini kita sudah tidak bisa membudidaya rumput laut karena ada yang pake bius dan bom. Baru dua hari lalu ada lagi yang membong ikan. Cuman kita tidak bisa mengejar soalnya dilakukan saat sore hari dan mereka menggunakan kapal bermesin, kita cuman sampan,” ujarnya.
Santi Kartini