Kaledupa, 13-14 April 2025 – Kelompok Simpan Pinjam Posa’asa mengikuti pelatihan pengembangan bisnis yang digelar pada pertengahan di Kator Desa Sombano. Kegiatan ini difasilitatori oleh Hasanuddin. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas anggota dalam merintis dan mengelola usaha secara mandiri dan berkelanjutan.
“Pelatihan ini bertujuan agar kelompok bisa lebih paham tentang bagaimana memulai dan mengembangkan usaha, tidak hanya ikut-ikutan karena melihat orang lain jualan dan laku. Kita perlu tahu apa yang kita jual, kepada siapa, dan bagaimana menjualnya,” ujar Hasanuddin saat membuka kegiatan.
Pelatihan ini mencakup lima topik utama: analisis bahan baku produk, analisis usaha, analisis pasar, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran. Menurut Hasanuddin, pemahaman terhadap kelima aspek tersebut akan membantu peserta dalam mengambil keputusan yang tepat sebelum memulai usaha.
Dari 14 jenis usaha yang sebelumnya diusulkan oleh anggota, peserta sepakat untuk mendalami empat produk: ikan asin, kerupuk ikan, kerupuk pisang, dan abon ikan. Para peserta kemudian dibagi dalam empat kelompok sesuai minat dan produknya masing-masing. Setiap kelompok diminta untuk menganalisis keunggulan dan tantangan produknya, lalu merumuskan strategi agar produk tersebut bisa bersaing di pasar.
“Kita belajar membedakan antara keunggulan seperti cita rasa khas, bahan baku lokal, atau kemasan menarik, dengan tantangan seperti persaingan harga atau produk yang belum dikenal pasar,” terang Hasanuddin dalam sesi materi. “Dari sana kita bisa tahu strategi apa yang cocok untuk mengembangkan usaha.”
Selain analisis produk, peserta juga dikenalkan dengan konsep studi kelayakan usaha, sebuah pendekatan komprehensif untuk menilai apakah suatu usaha layak dijalankan secara berkelanjutan dan menguntungkan. Studi ini mencakup aspek pasar, teknis produksi, permodalan, legalitas, hingga dampak lingkungan.
Rosmiati, salah satu peserta peserta pelatihan mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberinya banyak wawasan baru yang sebelumnya belum ia pahami.
“Pengetahuan baru yang kami dapatkan adalah tentang strategi pemasaran. Ternyata harus ada analisis pasar dan produk, analisis permasalahan, serta produk yang akan dipasarkan membutuhkan branding yang menarik,” ujarnya.