Menutup Laut Sombano: Doa, Harapan, dan Upaya Pemulihan

Menutup Laut Sombano: Doa, Harapan, dan Upaya Pemulihan

Sombano, 26 Februari 2025- Matahari perlahan naik, menyinari barisan rumah-rumah panggung di tepi pantai. Sekitar pukul 9 pagi, warga mulai berkumpul di Toruntu, sebuah batu karang yang menjadi tempat sakral bagi mereka. Di tempat inilah doa-doa dipanjatkan sebelum laut ditutup sementara (Temporary Clouser), memberi kesempatan bagi ekosistem untuk beristirahat dan pulih.

Di tengah lingkaran masyarakat yang duduk di atas rerumputan yang dialasi terpal, seorang lelaki paruh baya dengan sarung melilit pinggang mengambil posisi di depan, menghadap ke barat. Wajahnya teduh, matanya tertuju pada laut yang membentang luas di hadapannya. Dengan suara perlahan, ia mulai melafalkan doa, memohon keberkahan dari laut yang selama ini menjadi sandaran hidup banyak orang.

Setelah doa selesai, suasana menjadi lebih cair. Warga membuka wadah makanan, menyajikan aneka cemilan tradisional seperti cucur, pisang goreng, dan wajik, yang tersaji berdampingan dengan makanan modern seperti roti dan kue lapis. Aroma kopi dan teh hangat bercampur dengan angin laut yang berembus pelan, membuat pagi itu terasa akrab dan penuh kebersamaan.

Percakapan pun mengalir. Sebagian membahas betapa kayanya laut Sombano. “Laut kita ini luar biasa. Tidak hanya kita, desa-desa lain pun sering datang ke sini untuk menangkap ikan,” ujar seorang lelaki tua, seraya menyeruput kopinya. Yang lain mengangguk, mengenang masa-masa ketika ikan dan gurita begitu melimpah.

Namun, di balik cerita tentang kelimpahan, ada juga kegelisahan yang tak bisa diabaikan. “Sekarang, banyak yang menangkap ikan tanpa aturan. Ada yang pakai alat tangkap yang merusak, ada juga yang mengambil terlalu banyak,” ujar seorang pemuda. Beberapa orang lain menimpali, membicarakan bagaimana terumbu karang yang dulu sehat kini mulai rusak akibat aktivitas penangkapan yang tak terkendali.

Penutupan sementara ini bukan hanya soal menunggu gurita bertambah besar. Lebih dari itu, ini adalah harapan agar ekosistem laut perlahan pulih. Dengan memberi waktu bagi laut untuk beristirahat, mereka berharap ikan-ikan kembali berkembang, terumbu karang pulih, dan kehidupan bawah laut bisa berjalan lebih seimbang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari

Scroll to Top