Sombano, 21 November 2024- Di bawah permukaan air yang dangkal, tersembunyi sebuah ekosistem yang sering terabaikan namun memiliki peran krusial bagi kehidupan di laut: padang lamun. Berbeda dengan rumput laut atau alga, lamun adalah tumbuhan berbunga sejati yang tumbuh di dasar laut dangkal. Ekosistem ini bukan hanya rumah bagi berbagai biota, tetapi juga menjadi pelindung pesisir dari ancaman abrasi dan perubahan iklim.
Namun, seiring meningkatnya aktivitas manusia seperti pembangunan di wilayah pesisir dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, keberadaan lamun semakin terancam. Di sinilah pentingnya monitoring ekosistem ini.
Novita Fitrianingrum, fasilitator pelatihan lamun dan mangrove, menjelaskan manfaat dari monitoring lamun. “Monitoring memberikan gambaran tentang kondisi ekosistem ini. Kita bisa mengetahui apakah lamun masih sehat, apakah populasinya berkurang, atau bahkan hilang di wilayah tertentu,” ungkap Novi.

Proses monitoring dimulai dengan pembagian peserta pelatihan menjadi tiga kelompok, masing-masing bertugas di dua stasiun yang telah dipetakan sebelumnya. Tim dilengkapi alat seperti meteran panjang, GPS, kamera bawah air, kuadrat (1×1 meter), dan lembar pencatat data.
Setiap kelompok menentukan titik awal transek menggunakan GPS. Jalur transek ditarik lurus dari garis pantai menuju laut sejauh 100 meter. Quadrat diletakkan setiap 10 meter untuk mencatat jenis lamun, persentase tutupan, kerapatan, dan kondisi lamun (daun sehat, rusak, atau berlendir). Tim juga mencatat parameter lingkungan seperti suhu air, salinitas, kejernihan, serta potensi gangguan seperti sedimentasi dan sampah.

Selama monitoring tim mengalami beberapa kendala. Salah satunya dijelakan oleh Arman sebagai koodiator tim 3. “Kami sempat kesulitan karena area monitoring terlalu jauh, apalagi saat kondisi air sedang surut. Kadang-kadang, kami juga tidak bisa mencatat data biota laut karena waktunya tidak pas,” ujarnya.

Arman juga menjelaskan bahwa sempat terjadi angin kencang yang menciptakan gulungan gelombang, sehingga proses identifikasi lamun sedikit tersamarkan. Kendala ini juga hampir dirasakan oleh kelompok lain. Kendati demikian, para peserta tetap semangat. Mereka yakin bahwa monitoring ini adalah investasi bagi masa depan lingkungan pesisir. Dengan data yang terkumpul, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak untuk menjaga ekosistem lamun.
Baca Juga: https://forkani.org/urgensi-monitoring-lamun-untuk-masa-depan-laut-berkelanjutan/
Monitoring lamun ini adalah bagian dari palatihan “Pentingnya Monitoring Tiga Ekosistem dan Pengelolaan Laut Berkelanjutan”. Pada pembekalan materi, Novi menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal yang signifikan untuk melacak perubahan ekosistem lamun dari waktu ke waktu. Ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya lamun bagi kehidupan pesisir.
Selanjutnya, data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut untuk mendukung pengelolaan ekosistem lamun secara berkelanjutan.